Selasa, 19 Maret 2013

Menikmati harum hasil ekspor kayu Gaharu


Anda pernah dengar kayu gaharu? Kayu Gaharu dalam pasar Nasional memang kurang punya nama, namun di pasar internasional kayu gaharu adalah komoditi kayu termahal dan memiliki permintaan dunia tertinggi. Permintaan kayu Gaharu di Negara Negara Eropa, Amerika, Cina dan Arab mendorong harga Kayu gaharu hingga dikisaran ratusan juta.
Kayu Gaharu adalah kayu hasil mekanisme kimia dari tanaman pohon keras Aquillaria sp. terhadap masuknya suatu mikroba kedalam batang. Berkat mikroba yang juga kerap disebut kapang Gaharu, bagian batang yang terinfeksi akan menghitam sebagai reaksi antibody pohon dengan mengelaurkan kimia resin yang harum dan kehitaman.
Kayu akan berubah menghitam dan kemudian struktur kayu akan melunak seolah menjadi rapuh. Selain itu cairan resin akan mengeluarkan aroma harum sangat harum pada kayu kehitaman tadi dan inilah yang kemudian dikenal dengan  kayu gaharu.
Kayu gaharu yang harum inilah yang kemudian dapat anda ekspor keberbagai Negara dunia sebagai bahan parfum, aromatherapy dan dupa. Kayu Gaharu ini dapat anda ekspor dalam tiga bentuk produk yaitu :
  1. Gubal Gaharu, berupa bongkahan kayu kehitaman dengan warna harum yang tajam dan awet. Harga Gubal bisa mencapai Rp 4 juta hingga 400 juta perkilonya.
  2. Kamedangan, kayu potongan sisa pengambilan gubal yang masih berwarna hitam namun keharumannnya tidak sekuat gubal. Potongan kayu ini masih memiliki harga tinggi sekitar  Rp 400 ribu hingga 5 jutaan perkilonya
  3. Abu Gaharu, serbuk sisa pencongkelan gubal yang masih berwarna hitam dan mengandung wewangian.  Abu Gaharu di hargai sekitar Rp 150 ribu.
Pada awalnya gaharu hanya dapat anda temukan dia alam liar, namun karena pencongkelan gubal dapat berakibat kematian pada pohon, maka praktek ini sejak tahun 2004 dilarang pemerintah . Cara lama ini bisa merusak ekosistem di alam liar. Karenanya kini budidaya kayu gaharu mulai dibiakkan pemerintah.
Permintaan kayu Gaharu pertahun pada kisaran 4000 ton, dengan china sebagai importir terbesar sebanyak  500 ton. Sedang daya ekspor Indonesia hanya mampu sebanyak 600 ton pertahun. Secara total  dari seluruh pengekspor kayu Gaharu, terdata baru mampu menutup ekspor pertahun sebesar 2000 ton. Itu artinya masih ada potensi sebesar 2000 ton yang belum terpenuhi.
Untuk memulai usaha ini yang perlu anda lakukan adalah menanam pohon Aquillaria sp dan merawat tanaman hingga usia 7 tahun. Kemudian pada usia ini anda bisa memulai budidaya kau Gaharu dengan inokulasi atau menyuntikan kapang Gaharu pada batang. Dalam beberapa bulan jika proses inokulasi ini berhasil maka kayu kehitaman pada batang akan muncul. Sangat simpel, hanya saja keberhasilan inokulasi hanya sekitar 70%. Bagaimana menurut anda keharuman potensi kayu Gaharu?
Copy dari DANAUSAHA.NET